IEA peringatkan kelebihan pasokan minyak global hingga 1 juta barel per barel pada tahun 2025 mendatang
Pasar minyak mentah berpeluang untuk mengalami kelebihan pasokan. Menurut Bloomberg, mengutip laporan Badan Energi Nasional (IEA), pasar minyak bumi global diproyeksikan akan mengalami surplus cadangan hingga lebih dari 1 juta barel per hari pada tahun 2025. Alasan utama dibalik surplus ini ialah lesunya permintaan di Tiongkok yang merupakan konsumen minyak terbesar di dunia.
IEA mencatatkan bahwa konsumsi minyak di Tiongkok sudah anjlok selama enam bulan berturut-turut. Angka ini diprediksi hanya bertumbuh sebesar 10% pada tahun 2024 dibandingkan pada tahun 2023. Selain itu, apabila OPEC dan sekutunya menambah tingkat produksi mereka dalam waktu dekat, surplus global saat ini berpotensi semakin memburuk.
Di tengah permintaan minyak Tiongkok yang kian memburuk, para ahli sudah mencatat penurunan harga minyak sebesar 11% mulai awal bulan Oktober 2024. Pada tanggal 14 November, minyak mentah Brent diperdagangkan tidak lebih tinggi dari $72 per barel. Pada satu hari sebelumnya, harga minyak menyentuh level terendah pada bulan Oktober, merosot ke $70 per barel.
Para pelaku pasar mengantisipasi peningkatan produksi minyak di AS, IEA melaporkan. Menurut prediksi para analis, konsumsi minyak global berpotensi alami peningkatan sebesar 920.000 barel per hari pada akhir tahun ini, dengan rata-rata 102,8 juta barel per hari. Permintaan minyak mentah diprediksi akan melonjak sebesar 990.000 barel per hari pada tahun 2025.
Namun saat ini, permintaan sudah mengalami penurunan kecil. Dalam konteks ini, IEA memprediksi ada pasokan besar dari produsen minyak di AS, Brasil, Kanada, dan Guyana dengan tingkat produksi diprediksi akan melonjak sebesar 1,5 juta barel per hari pada tahun 2024 dan 2025. Akibatnya, pasokan minyak global kemungkinan akan melampaui permintaan dengan kelebihan hingga 1 juta barel per hari pada tahun depan, bahkan jika OPEC+ sudah menahan diri untuk tidak meningkatkan angka produksi mereka.
Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi sekaligus produsen minyak utama independen bertujuan untuk melanjutkan produksi pada tingkatan normal yang sudah ditangguhkan sejak 2022. Namun, keadaan eksternal akhirnya menunda keputusan ini. Sekarang, kartel dan sekutu mereka sedang menjalani siklus peningkatan produksi bulanan kecil sebesar 180.000 barel per hari, yang sudah dimulai sejak Januari 2025. Keputusan akhir terkait masalah ini akan diambil pada pertemuan mendatang yang dijadwalkan pada 1 Desember 2024.